Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Luthfullah Shafi
Ghulpagani dalam pertemuannya dengan sejumlah budayawan di kota Busyhahr
Republik Islam Iran menyatakan bahwa tidak ada satupun ilmu dan
ma’rifat yang lebih mulia dan lebih agung dari ma’rifat dan hidayah
Ahlul Bait As. Beliau berkata, “Manusia jika menginginkan budaya yang
sebenarnya, maka ia harus mencarinya dalam petunjuk Al-Qur’an lalu
setelah itu petunjuk dari Ahlul Bait, misalnya dalam Nahjul Balaghah,
Shahifah Sajjadiyah dan perkataan-perkataan Ahlul Bait lainnya.”
Lebih lanjut beliau menjelaskdisi dan kebiasaan Aimmah as adalah
petunjuk dan hidayah bagi manusia, tidak terlepas dari dua unsur, ilmu
dan akhlak.”
Ulama Syiah yang dikenal juga sebagai ulama marja taklid tersebut
dalam penjelasan selanjutnya menyebutkan, “Jika kita menghendaki
ma’rifat dan pengenalan lebih dalam mengenai Tuhan, Kenabian, Ma’ad
(hari akhirat), akhlak, keadilan dan sebagainya maka kita dapat
menemukan dari mutiara-mutiara hikmah yang pernah disampaikan oleh para
Aimmah as. Madrasah Ahlul Bait adalah madrasah teragung dan termulia
untuk mendapatkan semua ilmu, pendidikan, akhlak serta keteladanan.”
“Alhamdulillah, kita bersyukur mengenal agama yang telah mendapat
pengakuan dari ribuan ilmuan dan peneliti yang menyatakan tidak ada
agama yang lebih sempurna dan lebih lengkap berbicara mengenai
kemanusiaan selain Islam. Dan tidak ada manhaj yang lebih memperjuangkan
kemanusiaan selain manhaj Nabi Muhammad Saww beserta keluarganya As.”
Ungkap beliau lebih lanjut.
Ayatullah Shafi Ghulpaghani pada bagian lain dari ceramahnya yang
ditujukan kepada sejumlah budayawan yang hadir menyatakan, “Kalian
sebagai budayawan harus mengetahui, fakultas ilmu dan pendidikan lebih
tinggi dari semua fakultas yang ada. Tujuan dari para Anbiya diutus ke
muka bumi adalah untuk mengajarkan ilmu dan mendidik umat manusia.
Mengapa harus dibarengkan mengajar ilmu dan mendidik? Karena ilmu tanpa
pendidikan tidak ada faidahnya, orang berilmu yang tidak terdidik justru
akan menjadi orang yang paling berbahaya dan paling banyak menimbulkan
kerusakan di muka bumi.”
Beliau melanjutkan, “Kita melihat buktinya dalam dunia sekarang,
tidak sedikit yang menjadi penguasa dan pemimpin justru berlaku zalim.
Mereka bukan orang-orang bodoh yang tidak berlimu. Mereka berilmu hanya
saja tidak terdidik karena itu tidak memiliki akhlak yang baik. Kita
lihat Eropa dan AS zalim kepada bangsa-bangsa yang lain padahal mereka
dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi jauh lebih maju, namun mereka
tidak mendapatkan pendidikan akhlak.”
“Anbiya as diutus selainkan mengajarkan ilmu dan pengetahuan, mereka
juga menyempurnakan akhlak manusia. Mereka meluruskan
penyimpangan-penyimpangan akhlak yang terjadi di masyarakat yang mereka
temui. Sebagaimana pernah diucapkan oleh seorang tokoh besar, kita
membutuhkan ilmu dan mendukung kemajuan ilmu dan pengetahuan namun lebih
dari itu kita lebih membutuhkan akhlak.”ujarnya lebih lanjut.
Guru besar Hauzah Ilmiyah Qom tersebut kemudian menyatakan
bahwa umat Islam tidak boleh tertinggal dalam mengejar ilmu dan
pengetahuan, bahkan umat Islam harus berada dalam barisan terdepan dalam
hal kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Beliau berkata, “Mengejar
ilmu setinggi-tingginya adalah perintah Nabi Muhammad saww, agar umat
Islam tidak membutuhkan bantuan dan peranan umat lain. Umat Islam harus
mandiri dan mampu membangun peradaban dengan kemampuan sendiri, sehingga
tidak dipandang remeh oleh umat-umat yang lain.”
Ayatullah Shafi Ghulpaghani dengan tegas menyatakan seorang muslim
harus memiliki akhlak yang baik yang dengan akhlak baik itu ia melakukan
interaksi dan komunikasi dengan yang lainnya, sehingga diharapkan
dengan akhlak yang baik itu seorang muslim menjadi panutan dan teladan
dalam masyarakatnya. “Kita harus mempersaksikan diri bahwa kita adalah
seorang muslim, kitab kita Al-Qur’anul Karim, Nabi kita Muhammad saww
dan manhaj kita manhaj Ahlul Bait as. Pemuda muslim hari ini harus tahu
bahwa nasib Islam dimasa datang ada di tangan mereka. Dan lebih dari
semua itu, apapun yang dilakukan seorang muslim dalam mendidik diri dan
menuntut ilmu harus diniatkan karena mengharapkan keridhaan Allah Swt.”
Dipenghujung ceramahnya, Ayatullah Shafi Ghulpaghani menegaskan,
“Dengan semua anugerah dan nikmat yang telah diberikan namun tidak mampu
mencapai kemajuan maka sesungguhnya kita telah berlaku zalim, bukan
hanya kepada diri sendiri namun juga kepada Allah Swt. Segala sesuatunya
akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah Swt.”
(Sumber: http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=310495)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar