Rabu, 03 April 2013

HIDUP MANDIRI ALA TEGUH SURONO DEMI KESUKSESAN MASA DEPAN



Nama saya  Teguh Surono, Saya lahir di Kota Karanganyar pada 16 juni 1994, saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Sugiman dan Ibu saya bernama Paniah. Ayah saya adalah seorang Penjual bakso di Pangkalan bun Kalimantan Tengah dan Ibu saya adalah seorang penjual gorengan di Kecamatan Arut selatan, kabupaten kotawaringin barat, Kalimantan Tengah. Kakak Saya seorang perempuan yang bernama Mariyatun, kakak saya sekarang sudah bekerja menjadi guru di SMP Negri 5 Pangkalan Banteng. Sekarang saya mempunyai 2 tempat tinggal, yaitu di Pangkalan bun Kalimantan Tengah dan Tawangmangu. Saat ini tempat tinggal saya di Tawangmangu, sedangkan ayah, ibu, kakak tinggal di Kalimantan. Pada umur 6 tahun saya memulai pendidikan di jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Tengklik, Tawangmangu, setelah saya selesai dari jenjang SD dan mendapatkan izajah. Saya melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu di SMP, pada jenjang SMP saya bersekolah di SMP  Penda Tawangmangu. Di SMP inilah saya menimba ilmu selama 3 tahun lamanya, dan di sini yang menjadi salah satu guru saya adalah tetanggaku dan teman-teman bapakku. Seiring waktu berlalu selama 3 tahun lamanya, kemudian pendidikan saya dilanjutkan kejenjang berikutnya yaitu di Madrasah Aliyah Negri Pangkalan bun, saya memilih melanjutkan jenjang pendidikan sekolah menegah atas di Pangkalan bun, Kalimantan tengah lantaran ingin berkumpul dengan bapak dan ibu. Madrasah Aliyah Negri Pangkalan bun tempat saya mengenakan pakaian putih abu-abu dan saya menuntut ilmu selama 3 tahun pulau orang, dan di Madrasah Aliyah ini saya memilih bidang profesi atau jurusan IPA, disini juga saya banyak mengalami perubahan sikap menjadi lebih dewasa. Setelah saya menyelesaikan pendidikan di Madrasah Aliyah saya pada tahun ajaran 2012 dan setelah mendapat ijazah, saya ingin melanjutkan berlayar ke Eropa atau Amerika

1.      KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP SEORANG ANAK

                  Keluarga merupakan tempat pendidikan yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak. Oleh karena itu pendidikan anak tidak dapat dipisahkan dari keluarganya karena keluarga merupakan tempat pertama kali anak melalukan interaksi.
Seperti yang dilakukan keluargaku mendidikku sejak dini, orang tua sangat berpengaruh untuk membentuk karakteristik anaknya, termasuk orang tuaku. Orang tua adalah tempat untuk berlindung bagi anak-anaknya. Setiap individu tentu saja mempunyai orang tua dan ingin terus hidup bersama orang tuanya, termasuk saya. Setiap anak pasti berharap di sisinya selalu ada orang tua, karena orang tua tempat mengadu bagi anaknya, dan tidak ada satupun sosok yang bisa mengantikan dua orang ini yaitu bapak dan ibu, bagiku mereka adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Bapak dan ibuku selalu menopangku saat aku terjatuh waktu belajar berjalan, mereka yang selalu mengangkat dan menyemangatiku untuk bangkit kembali saat aku terjatuh. Harta yang paling berharga bagi orang tuaku yaitu hanya seorang anak, menurut bapak dan ibuku harapan hidup ini hanya untuk mebahagiakanku, karena aset yang paling berharga dalam hidupnya hanyalah seorang anak, mereka rela membanting tulang demi kesuksesanku kelak. Demi kesuksesan anak, tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena banyak rintangan yang harus dilalui,kata bapak dan ibu. Sejak kecil saya selalu di asuh oleh orang tua, dari masa balita sampai dewasa ini. Saat kecil saya sangat nakal dan bawel, setiap mempunyai keinginan harus selalu dipenuhi, kata ibu saya. Saat saya sudah menginjak masa kanak-kanak saya selalu menyusahkan mereka, tetapi mereka selalu sabar mengasuhku, ketika saya sudah sekolah, tepatnya saat memasuki TK saya harus jauh dari seorang bapak, bapak harus merantau ke Kalimantan untuk menafkahi keluarga karena jika terus mengharapkan hasil dari tani kebutuhan keluarga tidak bisa tercukupi, saat itu kakak saya sudah sekolah di tingkat SLTP/SMP. Semenjak itu saya hanya di asuh oleh ibu dan kakak saya, saat saya sudah memasuki sekolah dasar (SD) saya benar-benar mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu jika di bandingkan dengan kakak saya, sebab saya selalu di antar saat berangkat sekolah, dari kelas satu sekolah dasar sampai kelas empat. Didalam hidup kita tidak bisa terus menerus dimanja oleh orang tua, dengan berjalannya waktu kebutuhan keluargaku semakin bertambah, jika hanya mengandalkan penghasilan bapak mungkin keperluan sekolah tidak bisa tercukupi saat itu juga kakak saya  juga masuk SMA, akhirnya ibu saya ikut bapak ke Kalimantan untuk menafkahi keluarga. Saat itu saya benar-benar sedih, saya harus tingal bersama kakak yang notabennya belum mengerti benar keinginanku dan pastinya saya dan kakak saya benar-benar membutuhkan kasih sayang yang lebih dari orang tua. Ketika ibu saya berangkat ke Kalimantan di rumah terasa sunyi, semenjak itu saya harus bisa hidup mandiri. Belajar hidup jauh dari orang tua, belajar hemat, dan lain-lain.
Pada saat saya sudah menginjak bangku SMA bapak dan ibuku memboyongku ke Kalimantan , tujuannya hanya satu yaitu menyekolahkanku. Saya benar-benar terkejut mendengar ucapan kedua orang tuaku, pindah ke pulau orang benar-benar banyak rintangan. Saya harus beradaptasi lagi, memahami adat dan suku disana. Hatikupun merasa sedih karena harus meningalkan kakak saya tentu saja kakakku benar-benar kesepian. Kalimantan di fikiranku orangnya keras, tidak mudah menyerah, dan lain-lain, ternyata benar apa yang ada di fikiranku, pertama saat saya pindah ke sana, di lubuk hati saya merasa minder. Akantetapi saya harus bisa sukses di sana, aku tidak ingin mengecewakan bapak dan ibuku yang sudah berjuang untuk melihatku sukses. Ternyata di kota pangkalan bun Kalimantan tengah suasananya sangat menyenangkan dan pemandangannya sangat indah, tak pernah aku sangka ternyata di Pangkalan Bun menjadi kota adipura ( kota terbersih) selama empat tahun berturut-turut, luar biasa. Tiga tahun mencari ilmu di kota orang lain sudah terlaksana, pada suatu saat setelah saya lulus di bangku SMA akupun memiliki tujuan kedepan. Sebenarnya saat tidak ingin menjadi seorang guru, demi keinginan seorang ibu yang sangat aku cintai aku rela melakukan semuanya. Sebelum kuliah di universitas muhammadiyah Surakarta bapak saya menawari untuk menjadi seorang tentara, padahal keinginanku hanya satu yaitu berlayar ke Eropa atau Hawaii, Amerika, saya sudah menjelaskan kepada keluarga kenapa saya memilih berlayar, karena sejak kecil saya sangat menyukai tantangan dan petualangan. Akhirnya saya mengikuti apa kata ibuku, yaitu menjadi guru, sebab menjadi guru itu memiliki waktu luang yang lebih jika di bandingan dengan bekerja di atas kapal, seperti yang sudah dilakukan kakakku saat ini, menjadi guru di Pangkalan bun juga.
Jurusan yang saya pilih saat kuliah di UMS yaitu pendidikan bahasa Indonesia dan sastra daerah.Setelah tiga tahun tinggal bersama orang tua, saya harus berpisah lagi, saat ini saya sendirian dan tidak bersama kakak lagi karena kakak sudah menetap di Kalimantan. Hidup sendiri harus bisa mengatur keuangan dan lain-lain, aku harus bisa membayar kepercayaan orang tuaku yang sudah membiayaiku kuliah, sebab kuliah itu tidak sedikit biayanya, jika saya tidak serius kuliah tentu saja bapak dan ibu sangat kecewa. Tetap berusaha dan berdo’a untuk kesuksesan masa depan. Hidup sendiri demi kesuksesan masa depan itu sudah menjadi hal yang wajar, untuk mencapai kesuksesan diperlukan suatu pengorbanan. Tentu saja ini merupakan jalan menuju kesuksesanku kelak, jauh dari orang tua harus bisa hidup mandiri. Saya akan selalu berjuang untuk kesuksesanku itulah yang harus aku lakukan demi terwujudnya semua itu tidak mudah, tentunya banyak rintangan, tapi aku tidak akan menyia-nyiakan semua ini, meski awalnya aku tidak setuju menjadi guru dan aku lebih memilih berlayar, tentu ini sangat sulit, tapi aku yakin bisa membayar kepercayaan orang tuaku dan aku berjanji kepada bapak dan ibu “suatu saat aku pasti bisa membahagiakan kamu bapak, ibu dan kakakku”.

2.      CEK-COK DALAM KELUARGA
Setiap keluarga pasti pernah memiliki masalah tersendiri termasuk keluargaku. Terkadang tak jarang kedua orang tuaku saling cek-cok karena kebandelanku. Ibuku selalu membela aku dan bapak tidak jarang memarahiku karena kesalahanku. Saya sadar kalau kesalahanku itu bisa menjadi masalah dalam keluarga, yang sering terjadi pertengkaran dalam keluargaku ialah karena keegoisanku, seperti saat bapak menyuruhku membersihkan rumah dan aku tidak mau, dan lain-lain. Kebiasaanku keluar malam membuat bapak gerah, sudah menjadi hal biasa tangan dari bapak mendarat kemuka ku. Semakin bertambahnya usiaku ini, tentu saja saya berfikiran untuk mengikuti apa kata dari kedua orang tua tentu saja itu sudah menjadi kewajiban seorang anak yang harus mengikuti kata dari orang tua selama itu yang terbaik. Sebenarnya aku tak ingin ada konflik dalam keluargaku.
Setiap ada konflik dalam keluarga hatiku merasa sedih, karena aku tidak ingin ada masalah-masalah yang menimbulkan pertengkaran, tentu saja saya bisa belajar dari kesalahanku ini. Tidak jarang saya dan kakak sering berkelahi lantaran dia mengatur saya, padahal saya sudah dewasa, tetapi di mata dia aku ini masih layaknya anak-anak yang masih cengeng. Meski saya dan kakak saya sering bertengkar, tapi juga saling membutuhkan. Kadang-kadang kakak suruh menemani belanja atau kadang jua mengajakku berlibur.
            Konflik yang pernah terjadi di dalam keluargaku itu banyak di sebabkan oleh kakakku dan saya sendiri, setiap ada konflik pasti kedua orang tuaku selalu meleraiku dan terkadang mereka marah-marah kepadaku dan kakakku. Sebenarnya saya tidak mau ada konflik dalam keluarga saya. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan setiap keluargaku ada masalah aku selalu berdiskusi dengan kakakku untuk mencari jalan keluar karena aku ingin keluargaku selalu utuh, karena keutuhan keluaga bagiku segala-galanya, masalah yang sering timbul dalam keluarga yaitu kurangnya komunikasi tetapi semua itu ada jalan keluarnya, karena masalah atau konflik itu merupakan suatu cobaan dari yang maha kuasa dan melatih kesabaran kita bukan malah menjadi perpecahan. Menurut saya konflik atau masalah itu tidak perlu di jadikan sebagai perpecahan, melainkan kita jadikan sebagai suatu pengalaman agar masalah-masalah tersebut tidak timbul lagi, seperti yang sudah dilakukan oleh keluargaku, masalah seperti apapun pasti mereka selesaikan dengan cara baik-baik dan setelah masalah itu selesai, maka semua itu dijadikan pembelajaran.


3.      KARAKTERISTIK KELUARGA
Setiap orang tentu saja memiliki karakter masing-masing, termasuk dalam keluargaku. Inilah sedikit gambaran karakter anggota keluargaku. Pertama saya sendiri (Teguh Surono) saya memiliki pribadi yang baik, kurang bisa menghargai pendapat orang lain jika saya tidak suka ya tentu saja saya bilang tidak suka dan terdang egois. Memiliki keinginan yang tinggi dan setiap kebutuhan harus terpenuhi saat saya masih tingal bersama kedua orang tua, tetapi saya selalu berfikir positif dengan masa depan. Jika memiliki keinginan pasti aku akan berusaha dan selalu mencoba dan mencoba sampai bisa. Semua itu menurut saya pribadi, tentu saja karakter saya di mata kalian sangat berbeda.
Sedangkan karakter ibu saya yaitu dia sangat sabar dengan kelakuanku meski aku sering melawannya dan ibuku sangat perhatian dengan saya, penyayang, baik, dan lain-lain. Akan tetapi saat ibu saya marah aku tidak menghiraukannya dan saat ibuku bersedih aku tidak tega melihatnya karena aku sangat menyayanginya. Ibu saya sangat ulet dalam bekerja dan dia selalu berusaha mencukupi keluarganya demi kebahagiaan anaknya.
Ibuku sangat suka dengan tantangan, jika dia memiliki pekerjaan yang menantang, ibuku selalu mencari cara agar bisa berhasil, itulah karakter ibuku yang sangat ulet dan mempunyai daya juang yang tinggi.
            Bapak saya memiliki karakter yang cukup keras, dia sangat mempehatikan kebahagiaan keluarga dan anaknya, bapak saya cukup baik dan sangat perhatian meski terkadang pernah memukulku lantaran aku tidak menghiraukan perintahnya, sebenarnya bapak saya itu cukup baik dan penuh kasih sayang kepada saya, bapak sangat memperhatikan kebahagiaan anak-anaknya tak jarang dia mengajakku jalan-jalan atau mengunjungi tempat-tempat pariwisata. Bapak tidak kalah ulet dalam bekerja jika dibandingkan dengan ibuku, dan bapak setiap hari selalu membanting tulang untuk menafkahi keluarga. Terbukti sampai saat ini dia bekerja untuk kesuksesan anaknya. Bapakku merantau ke Kalimantan kurang lebih sudah 13 tahun, tujuannya hanya satu demi kesuksesan seorang anak.
            Kakak saya adalah seorang guru SMP di Pangkalan bun Kalimantan tengah, dia memiliki karakter yang cukup ulet, rajin, baik, dan terkadang tidak bisa mengontrol emosinya. Dia sangat sayang kepada bapak, ibu dan saya, kakakku sangat perhatian tak jarang dia membelikan barang-barang untuk keperluan orang tua dan keperluanku sekolah. Kakak sangat peduli dengan masa depan yang cerah untuk aku, salah satu rasa peduli kakak untuk masa depanku yaitu saat aku sudah mulai memasuki perguruan tinggi, dia rela cuti mengajar demi mencarikan universitas yang cocok untuk saya, Bukti rasa sayang kakak saya kepadaku dia selalu menyemangatiku saat aku terpuruk dalam hal apapun bahkan kakak saya setiap liburan menyempatkan pulang ke tawangmangu untuk mengajakku berlibur. Meski sering bertengkar dengan saya tapi dia sangat perhatian dengan saya. Bahkan bayar cicilan kuliah dia yang membayar, itulah karakter kakakku yang selalu berusaha demi kesuksesan.
            Secara keseluruhan keluargaku memiliki karakter yang ulet dan semangat tinggi,  keluargaku sangat peduli dengan masa depan yang cerah, sebab masa depan itu sangat penting. Bapak ibu dan kakak sangat sayang dengan saya. Suatu saat saya akan membalas budi semua ini, semua yang sudah dilakukan oleh anggota keluargaku.

4.      INDAHNYA KEHARMONISAN KELUARGA
Setiap keluarga pasti mengiginkan keharmonisan, dalam suatu keluarga hal yang paling indah adalah keharmonisan. Keharmonisan keluarga yang menentukan hanya anggota keluarga itu sendiri, termasuk keluarga saya. Hal yang paling menyenangkan dalam keluargaku yaitu saat-saat berkumpul atau saat berkunjung ke suatu tempat, semua itu terasa indah, sebab kami jarang berkumpul karena terpisahkan jarak bapak,ibu dan kakak berada di Kalimantan, sedangkan saya pribadi berada di Solo. Hanya satu tahun sekali bisa berkumpul dengan keluarga itu saja saat lebaran atau saat liburan. Terkadang belum tentu bisa berkumpul, tetapi meski kami terpisahkan oleh jarak hubungan dalam keluarga saya tetap harmonis. Setiap bapak dan ibu pulang ke Tawangmangu pasti aku langsung mengajak jalan-jalan atau berkunjung ke tempat saudara-saudara. Aku sangat mencintai kedua orang tua ku dan kakakku, hal yang paling menyenangkan dalam hidupku ialah saat-saat bersama keluarga.
            Jika aku harus memilih berlibur dengan pacar, teman dekat, sahabat atau keluarga, maka aku akan memilih untuk berlibur dengan keluarga. Mereka semua sangat peduli dengan saya, sungguh beruntung aku memiliki keluarga yang perhatian, penuh kasih sayang dan harmonis, bagiku keharmonisan dalam keluarga adalah segalanya. Orang tua seganya bagiku, aku sangat sayang dengan mereka, peduli dengan mereka, suatu saat aku pasti akan membalas budi atas perjuangan keluargaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terus berusaha

manisnya hidup kita yang menentukan