Nama saya Teguh Surono, Saya lahir di Kota Karanganyar pada 16 juni 1994, saya
adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Sugiman dan Ibu saya
bernama Paniah. Ayah saya adalah seorang Penjual bakso di Pangkalan bun
Kalimantan Tengah dan Ibu saya adalah seorang penjual gorengan di Kecamatan
Arut selatan, kabupaten kotawaringin barat, Kalimantan Tengah. Kakak Saya
seorang perempuan yang bernama Mariyatun, kakak saya sekarang sudah bekerja
menjadi guru di SMP Negri 5 Pangkalan Banteng. Sekarang saya mempunyai 2 tempat
tinggal, yaitu di Pangkalan bun Kalimantan Tengah dan Tawangmangu. Saat ini
tempat tinggal saya di Tawangmangu, sedangkan ayah, ibu, kakak tinggal di
Kalimantan. Pada umur 6 tahun saya memulai pendidikan di jenjang Sekolah Dasar
di SD Negeri 2 Tengklik, Tawangmangu, setelah saya selesai dari jenjang SD dan
mendapatkan izajah. Saya melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu di SMP, pada
jenjang SMP saya bersekolah di SMP Penda
Tawangmangu. Di SMP inilah saya menimba ilmu selama 3 tahun lamanya, dan di
sini yang menjadi salah satu guru saya adalah tetanggaku dan teman-teman
bapakku. Seiring waktu berlalu selama 3 tahun lamanya, kemudian pendidikan saya
dilanjutkan kejenjang berikutnya yaitu di Madrasah Aliyah Negri Pangkalan bun,
saya memilih melanjutkan jenjang pendidikan sekolah menegah atas di Pangkalan
bun, Kalimantan tengah lantaran ingin berkumpul dengan bapak dan ibu. Madrasah
Aliyah Negri Pangkalan bun tempat saya mengenakan pakaian putih abu-abu dan
saya menuntut ilmu selama 3 tahun pulau orang, dan di Madrasah Aliyah ini saya
memilih bidang profesi atau jurusan IPA, disini juga saya banyak mengalami
perubahan sikap menjadi lebih dewasa. Setelah saya menyelesaikan pendidikan di
Madrasah Aliyah saya pada tahun ajaran 2012 dan setelah mendapat ijazah, saya
ingin melanjutkan berlayar ke Eropa atau Amerika
1.
KASIH
SAYANG ORANG TUA TERHADAP SEORANG ANAK
Keluarga merupakan tempat pendidikan
yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak. Oleh karena
itu pendidikan anak tidak dapat dipisahkan dari keluarganya karena keluarga
merupakan tempat pertama kali anak melalukan interaksi.
Seperti yang dilakukan keluargaku mendidikku
sejak dini, orang tua sangat berpengaruh untuk membentuk karakteristik anaknya,
termasuk orang tuaku. Orang tua adalah tempat untuk berlindung
bagi anak-anaknya. Setiap individu tentu saja mempunyai orang tua dan ingin
terus hidup bersama orang tuanya, termasuk saya. Setiap anak pasti berharap di
sisinya selalu ada orang tua, karena orang tua tempat mengadu bagi anaknya, dan
tidak ada satupun sosok yang bisa mengantikan dua orang ini yaitu bapak dan
ibu, bagiku mereka adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Bapak dan ibuku
selalu menopangku saat aku terjatuh waktu belajar berjalan, mereka yang selalu
mengangkat dan menyemangatiku untuk bangkit kembali saat aku terjatuh. Harta
yang paling berharga bagi orang tuaku yaitu hanya seorang anak, menurut bapak
dan ibuku harapan hidup ini hanya untuk mebahagiakanku, karena aset yang paling
berharga dalam hidupnya hanyalah seorang anak, mereka rela membanting tulang
demi kesuksesanku kelak. Demi kesuksesan anak, tidak semudah membalikkan
telapak tangan, karena banyak rintangan yang harus dilalui,kata bapak dan ibu.
Sejak kecil saya selalu di asuh oleh orang tua, dari masa balita sampai dewasa
ini. Saat kecil saya sangat nakal dan bawel, setiap mempunyai keinginan harus
selalu dipenuhi, kata ibu saya. Saat saya sudah menginjak masa kanak-kanak saya
selalu menyusahkan mereka, tetapi mereka selalu sabar mengasuhku, ketika saya
sudah sekolah, tepatnya saat memasuki TK saya harus jauh dari seorang bapak,
bapak harus merantau ke Kalimantan untuk menafkahi keluarga karena jika terus
mengharapkan hasil dari tani kebutuhan keluarga tidak bisa tercukupi, saat itu
kakak saya sudah sekolah di tingkat SLTP/SMP. Semenjak itu saya hanya di asuh
oleh ibu dan kakak saya, saat saya sudah memasuki sekolah dasar (SD) saya benar-benar
mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu jika di bandingkan dengan kakak saya,
sebab saya selalu di antar saat berangkat sekolah, dari kelas satu sekolah
dasar sampai kelas empat. Didalam hidup kita tidak bisa terus menerus dimanja
oleh orang tua, dengan berjalannya waktu kebutuhan keluargaku semakin
bertambah, jika hanya mengandalkan penghasilan bapak mungkin keperluan sekolah
tidak bisa tercukupi saat itu juga kakak saya juga masuk SMA, akhirnya ibu saya ikut bapak
ke Kalimantan untuk menafkahi keluarga. Saat itu saya benar-benar sedih, saya
harus tingal bersama kakak yang notabennya belum mengerti benar keinginanku dan
pastinya saya dan kakak saya benar-benar membutuhkan kasih sayang yang lebih
dari orang tua. Ketika ibu saya berangkat ke Kalimantan di rumah terasa sunyi,
semenjak itu saya harus bisa hidup mandiri. Belajar hidup jauh dari orang tua,
belajar hemat, dan lain-lain.
Pada saat saya sudah menginjak bangku
SMA bapak dan ibuku memboyongku ke Kalimantan , tujuannya hanya satu yaitu menyekolahkanku.
Saya benar-benar terkejut mendengar ucapan kedua orang tuaku, pindah ke pulau
orang benar-benar banyak rintangan. Saya harus beradaptasi lagi, memahami adat
dan suku disana. Hatikupun merasa sedih karena harus meningalkan kakak saya
tentu saja kakakku benar-benar kesepian. Kalimantan di fikiranku orangnya keras,
tidak mudah menyerah, dan lain-lain, ternyata benar apa yang ada di fikiranku, pertama
saat saya pindah ke sana, di lubuk hati saya merasa minder. Akantetapi saya
harus bisa sukses di sana, aku tidak ingin mengecewakan bapak dan ibuku yang
sudah berjuang untuk melihatku sukses. Ternyata di kota pangkalan bun
Kalimantan tengah suasananya sangat menyenangkan dan pemandangannya sangat
indah, tak pernah aku sangka ternyata di Pangkalan Bun menjadi kota adipura (
kota terbersih) selama empat tahun berturut-turut, luar biasa. Tiga tahun
mencari ilmu di kota orang lain sudah terlaksana, pada suatu saat setelah saya
lulus di bangku SMA akupun memiliki tujuan kedepan. Sebenarnya saat tidak ingin
menjadi seorang guru, demi keinginan seorang ibu yang sangat aku cintai aku
rela melakukan semuanya. Sebelum kuliah di universitas muhammadiyah Surakarta
bapak saya menawari untuk menjadi seorang tentara, padahal keinginanku hanya
satu yaitu berlayar ke Eropa atau Hawaii, Amerika, saya sudah menjelaskan
kepada keluarga kenapa saya memilih berlayar, karena sejak kecil saya sangat
menyukai tantangan dan petualangan. Akhirnya saya mengikuti apa kata ibuku,
yaitu menjadi guru, sebab menjadi guru itu memiliki waktu luang yang lebih jika
di bandingan dengan bekerja di atas kapal, seperti yang sudah dilakukan kakakku
saat ini, menjadi guru di Pangkalan bun juga.
Jurusan yang saya pilih saat kuliah di
UMS yaitu pendidikan bahasa Indonesia dan sastra daerah.Setelah tiga tahun
tinggal bersama orang tua, saya harus berpisah lagi, saat ini saya sendirian
dan tidak bersama kakak lagi karena kakak sudah menetap di Kalimantan. Hidup
sendiri harus bisa mengatur keuangan dan lain-lain, aku harus bisa membayar
kepercayaan orang tuaku yang sudah membiayaiku kuliah, sebab kuliah itu tidak
sedikit biayanya, jika saya tidak serius kuliah tentu saja bapak dan ibu sangat
kecewa. Tetap berusaha dan berdo’a untuk kesuksesan masa depan. Hidup sendiri
demi kesuksesan masa depan itu sudah menjadi hal yang wajar, untuk mencapai
kesuksesan diperlukan suatu pengorbanan. Tentu saja ini merupakan jalan menuju
kesuksesanku kelak, jauh dari orang tua harus bisa hidup mandiri. Saya akan
selalu berjuang untuk kesuksesanku itulah yang harus aku lakukan demi
terwujudnya semua itu tidak mudah, tentunya banyak rintangan, tapi aku tidak
akan menyia-nyiakan semua ini, meski awalnya aku tidak setuju menjadi guru dan
aku lebih memilih berlayar, tentu ini sangat sulit, tapi aku yakin bisa
membayar kepercayaan orang tuaku dan aku berjanji kepada bapak dan ibu “suatu saat aku pasti bisa membahagiakan kamu
bapak, ibu dan kakakku”.
2.
CEK-COK
DALAM KELUARGA
Setiap keluarga pasti pernah memiliki
masalah tersendiri termasuk keluargaku. Terkadang tak jarang kedua orang tuaku
saling cek-cok karena kebandelanku. Ibuku selalu membela aku dan bapak tidak
jarang memarahiku karena kesalahanku. Saya sadar kalau kesalahanku itu bisa
menjadi masalah dalam keluarga, yang sering terjadi pertengkaran dalam
keluargaku ialah karena keegoisanku, seperti saat bapak menyuruhku membersihkan
rumah dan aku tidak mau, dan lain-lain. Kebiasaanku keluar malam membuat bapak
gerah, sudah menjadi hal biasa tangan dari bapak mendarat kemuka ku. Semakin
bertambahnya usiaku ini, tentu saja saya berfikiran untuk mengikuti apa kata
dari kedua orang tua tentu saja itu sudah menjadi kewajiban seorang anak yang
harus mengikuti kata dari orang tua selama itu yang terbaik. Sebenarnya aku tak
ingin ada konflik dalam keluargaku.
Setiap
ada konflik dalam keluarga hatiku merasa sedih, karena aku tidak ingin ada
masalah-masalah yang menimbulkan pertengkaran, tentu saja saya bisa belajar
dari kesalahanku ini. Tidak jarang saya dan kakak sering berkelahi lantaran dia
mengatur saya, padahal saya sudah dewasa, tetapi di mata dia aku ini masih
layaknya anak-anak yang masih cengeng. Meski saya dan kakak saya sering
bertengkar, tapi juga saling membutuhkan. Kadang-kadang kakak suruh menemani
belanja atau kadang jua mengajakku berlibur.
Konflik yang pernah terjadi di dalam
keluargaku itu banyak di sebabkan oleh kakakku dan saya sendiri, setiap ada
konflik pasti kedua orang tuaku selalu meleraiku dan terkadang mereka
marah-marah kepadaku dan kakakku. Sebenarnya saya tidak mau ada konflik dalam
keluarga saya. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan setiap keluargaku
ada masalah aku selalu berdiskusi dengan kakakku untuk mencari jalan keluar
karena aku ingin keluargaku selalu utuh, karena keutuhan keluaga bagiku
segala-galanya, masalah yang sering timbul dalam keluarga yaitu kurangnya
komunikasi tetapi semua itu ada jalan keluarnya, karena masalah atau konflik
itu merupakan suatu cobaan dari yang maha kuasa dan melatih kesabaran kita
bukan malah menjadi perpecahan. Menurut saya konflik atau masalah itu tidak
perlu di jadikan sebagai perpecahan, melainkan kita jadikan sebagai suatu
pengalaman agar masalah-masalah tersebut tidak timbul lagi, seperti yang sudah
dilakukan oleh keluargaku, masalah seperti apapun pasti mereka selesaikan
dengan cara baik-baik dan setelah masalah itu selesai, maka semua itu dijadikan
pembelajaran.
3.
KARAKTERISTIK
KELUARGA
Setiap orang tentu saja memiliki
karakter masing-masing, termasuk dalam keluargaku. Inilah sedikit gambaran
karakter anggota keluargaku. Pertama saya sendiri (Teguh Surono) saya memiliki
pribadi yang baik, kurang bisa menghargai pendapat orang lain jika saya tidak
suka ya tentu saja saya bilang tidak suka dan terdang egois. Memiliki keinginan
yang tinggi dan setiap kebutuhan harus terpenuhi saat saya masih tingal bersama
kedua orang tua, tetapi saya selalu berfikir positif dengan masa depan. Jika
memiliki keinginan pasti aku akan berusaha dan selalu mencoba dan mencoba
sampai bisa. Semua itu menurut saya pribadi, tentu saja karakter saya di mata
kalian sangat berbeda.
Sedangkan karakter ibu saya yaitu dia
sangat sabar dengan kelakuanku meski aku sering melawannya dan ibuku sangat
perhatian dengan saya, penyayang, baik, dan lain-lain. Akan tetapi saat ibu
saya marah aku tidak menghiraukannya dan saat ibuku bersedih aku tidak tega
melihatnya karena aku sangat menyayanginya. Ibu saya sangat ulet dalam bekerja
dan dia selalu berusaha mencukupi keluarganya demi kebahagiaan anaknya.
Ibuku
sangat suka dengan tantangan, jika dia memiliki pekerjaan yang menantang, ibuku
selalu mencari cara agar bisa berhasil, itulah karakter ibuku yang sangat ulet
dan mempunyai daya juang yang tinggi.
Bapak saya memiliki karakter yang
cukup keras, dia sangat mempehatikan kebahagiaan keluarga dan anaknya, bapak
saya cukup baik dan sangat perhatian meski terkadang pernah memukulku lantaran
aku tidak menghiraukan perintahnya, sebenarnya bapak saya itu cukup baik dan
penuh kasih sayang kepada saya, bapak sangat memperhatikan kebahagiaan
anak-anaknya tak jarang dia mengajakku jalan-jalan atau mengunjungi
tempat-tempat pariwisata. Bapak tidak kalah ulet dalam bekerja jika
dibandingkan dengan ibuku, dan bapak setiap hari selalu membanting tulang untuk
menafkahi keluarga. Terbukti sampai saat ini dia bekerja untuk kesuksesan
anaknya. Bapakku merantau ke Kalimantan kurang lebih sudah 13 tahun, tujuannya
hanya satu demi kesuksesan seorang anak.
Kakak saya adalah seorang guru SMP
di Pangkalan bun Kalimantan tengah, dia memiliki karakter yang cukup ulet,
rajin, baik, dan terkadang tidak bisa mengontrol emosinya. Dia sangat sayang
kepada bapak, ibu dan saya, kakakku sangat perhatian tak jarang dia membelikan
barang-barang untuk keperluan orang tua dan keperluanku sekolah. Kakak sangat
peduli dengan masa depan yang cerah untuk aku, salah satu rasa peduli kakak
untuk masa depanku yaitu saat aku sudah mulai memasuki perguruan tinggi, dia
rela cuti mengajar demi mencarikan universitas yang cocok untuk saya, Bukti
rasa sayang kakak saya kepadaku dia selalu menyemangatiku saat aku terpuruk
dalam hal apapun bahkan kakak saya setiap liburan menyempatkan pulang ke
tawangmangu untuk mengajakku berlibur. Meski sering bertengkar dengan saya tapi
dia sangat perhatian dengan saya. Bahkan bayar cicilan kuliah dia yang
membayar, itulah karakter kakakku yang selalu berusaha demi kesuksesan.
Secara keseluruhan keluargaku
memiliki karakter yang ulet dan semangat tinggi, keluargaku sangat peduli dengan masa depan
yang cerah, sebab masa depan itu sangat penting. Bapak ibu dan kakak sangat
sayang dengan saya. Suatu saat saya akan membalas budi semua ini, semua yang
sudah dilakukan oleh anggota keluargaku.
4.
INDAHNYA
KEHARMONISAN KELUARGA
Setiap keluarga pasti mengiginkan
keharmonisan, dalam suatu keluarga hal yang paling indah adalah keharmonisan.
Keharmonisan keluarga yang menentukan hanya anggota keluarga itu sendiri,
termasuk keluarga saya. Hal yang paling menyenangkan dalam keluargaku yaitu saat-saat
berkumpul atau saat berkunjung ke suatu tempat, semua itu terasa indah, sebab
kami jarang berkumpul karena terpisahkan jarak bapak,ibu dan kakak berada di
Kalimantan, sedangkan saya pribadi berada di Solo. Hanya satu tahun sekali bisa
berkumpul dengan keluarga itu saja saat lebaran atau saat liburan. Terkadang
belum tentu bisa berkumpul, tetapi meski kami terpisahkan oleh jarak hubungan
dalam keluarga saya tetap harmonis. Setiap bapak dan ibu pulang ke Tawangmangu
pasti aku langsung mengajak jalan-jalan atau berkunjung ke tempat
saudara-saudara. Aku sangat mencintai kedua orang tua ku dan kakakku, hal yang
paling menyenangkan dalam hidupku ialah saat-saat bersama keluarga.
Jika aku harus memilih berlibur
dengan pacar, teman dekat, sahabat atau keluarga, maka aku akan memilih untuk
berlibur dengan keluarga. Mereka semua sangat peduli dengan saya, sungguh
beruntung aku memiliki keluarga yang perhatian, penuh kasih sayang dan
harmonis, bagiku keharmonisan dalam keluarga adalah segalanya. Orang tua seganya
bagiku, aku sangat sayang dengan mereka, peduli dengan mereka, suatu saat aku
pasti akan membalas budi atas perjuangan keluargaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar